Ch'emi Siqvarulli, Vamo Alla ...

Kamis, 26 Februari 2015 » 0

Layaknya sebuah perjalanan, hidup pun membutuhkan tanda. Tanda untuk sesuatu yang pernah dan telah terjalani. Aku dan dirimu pernah melewati dan melintasi bersama jalan yang sama. Jalan yang semula berbeda kemudian sempat kita berdua coba untuk samakan. Aral dan rintangan kita coba lalui. Hingga tibalah kita pada sebuah persimpangan yang muncul untuk memisahkan kita. Persimpangan yang mengharuskan kita sebagai manusia untuk tetap melewatinya. Berpisah.

Kemudian sekian purnama pun berlalu dalam keterpisahan kita. Dalam alur kehidupan kita masing-masing. Pada lajur jalan yang kita lalui sendiri-sendiri.


Tiba-tiba persimpangan itu muncul lagi untuk mempertemukan kita. Kini kita akan kembali memberi tanda. Bukan sebuah hidup yang baru. Bukan untuk sebuah hidup yang semestinya. Bukan pula untuk sebuah awal ataupun akhir. Kita hanya dipertemukan pada persimpangan lalu berjalan beriring pada lajur jalan yang diantara kita telah berdiri tembok kaca yang menjulang. Kita bisa saling melihat. Memandang. Menatapmu. Kita. Bisa saling menangkupkan jemari-jemari kita tanpa saling menyentuh. Di sementara waktu kita masih bisa menikmati perjalanan berbatas ini.

Sampai kapan?

Hingga batas perjalanan mempersilakan kita untuk berhenti lalu memisahkan kembali pada persimpangan lain. Pada sebuah perpisahan lagi yang mungkin tak akan kembali mempertemukan kita lagi. Bagaimana denganmu?


Plenug

Anda sedang membaca Ch'emi Siqvarulli, Vamo Alla ... di "plenug".

It's About

Leave a Reply

Kemerdekaan berbicara adalah milik semua bangsa tanpa strata apapun! Dibebaskan berkomentar disini. Terimakasih.